Rabu, Februari 03, 2021

Selimut Bayi











-------------------------- Salam hangat dari neilhoja. "Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu."

Selasa, Februari 02, 2021

Bisnis Kampung Inggris






















-------------------------- Salam hangat dari neilhoja. "Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu."

Kamis, Maret 23, 2017

Kesederhanaan Khalifah Umar bin Khattab

 

Khalifah Umar bin Khattab ra. dalam kesederhanaannya

Bayangkan, seorang kepala negara hanya memiliki satu baju (?) dan demi mengamalkan sebuah sunnah ia harus bersusah-payah “kejar-tayang baju-kering” sedemikian rupa. Kalo kita? Baju puluhan stel pun masih terasa kurang. Itu pun kalo berangkat Jum’atan yang dipakai malah busana tidur atau kostum untuk belanja pergi ke pasar.. 

Read more: Quantum Zakat

--------------------------
Salam hangat dari neilhoja. "Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu."

Jumat, September 02, 2016

Perseteruan Antara Asyari dan Salafi (Wahabi)

D R A F T. 

Setelah Risalah Checnya. 

Adalah sikap global pertama Asy'ari.. terhadap serangan salafi selama ini. 

Sebelumnya hanya berupa pendapat perseorangan, baik tulisan singkat ataupun dalam kitab. 

Dari kalangan Salafi muncul banyak reaksi, tiga yang menurut penulis perlu untuk dikutip. 

1. Haiah ammah saudi

2. Syeikh Qardhawi

3. Syeikh syarif Auny 

Yang paling menarik adalah pendapat syeikh Auny... tentang sikap moderat dari masing2 kelompok. 

Namun dianggap masih rancu, karena dalam fakta.. perdebatan ilmiah adalah nyata. Bagaimana pula bisa mengimplementasi moderat ?

Di tengah panas nya perseteruan ini, mungkin kita terbawa euforia.. sehingga agak lupa dengan fakta sejarah khazanah Islam dahulu.. di mana serunya perdebatan bermunculan di mana2. 

Tak jarang bahkan sampai pada perdebatan fisik, menumpahkan darah, sesama muslim. 

Jadi bagi saya, perseteruan akademik ini akan senantiasa muncul.. sudah menjadi sunnatullah, sebagaimana disebutkan oleh Dr. Abdul Halim Mahmud,.. 

Jadi sambil mengharap taufik dan ridha Allah, saya melihat begini :

1. Perbedaan itu sunnatullah.. dalam akademis, itu hitam putih nyata.

2. Atas dasar itu, maka tidak selayaknya Salafi marah terhadap Asy'ari.. dan juga Asy'ari tidak perlu benci terhadap salafi. 

Dan lebih penting lagi, tidak pula mengajak kawannya u membenci, merendahkan kelompok lain.. 

3. Bayan muktamar, adalah bentuk pembenaran kelompok.. dan itu sah. Sebagaimana kita lihat, perdebatan mazhab.. saling menyatakan pendapat nya paling kuat. 

4. Hentikan, perdebatan itu cukup sampai di ranah akademis bass... tidak dibawa ke dunia nyata, pergaulan, sosial, jamaah dsb. 

5. Setelah kita sepakati, bahwa perdebatan itu cukup sampai di ranah akademis dan teori, maka akan ada ruang sosial, muasyarah, yang dapat kita isi.. untuk bersatu, bersama memajukan sisi sosial, ekonomi, untuk kebangkitan umat.

Wallahu a'lamu. 

Sabtu, November 22, 2014

Order within Chaos

Saat apa yang engkau lihat, tak seperti apa yang ada.

Manusia dengan logika nya berusaha menakar masa depan. Dan mencoba menafikan perasaan.. membunuh nya.

Karena perasaan tak mampu menebak masa depan, maka ia pun seringkali diabaikan oleh banyak orang..

Sebuah film, interstellar, alias antar bintang-bintang.. menyajikan drama kebalikannya.

Saat tokohnya, Cooper dihadapkan pada pilihan sulit.. bahan bakar menipis dan hanya cukup untuk berkunjung ke salah satu dari dua planet. Planet Dr. Mann atau planet Edmunds.

Cooper sebagai kapten, mengajak berdiskusi awaknya. Brand, memilih planet Edmunds. Tapi Cooper menolaknya. Selain alasan logis bahwa planet Dr. Mann laporannya lebih menjanjikan, juga karena menurut Cooper, Brand jatuh cinta pada Edmunds. Sehingga tak lagi obyektif dan bias.

Singkat cerita, Cooper pun mendatangi planet Dr Mann dan mengabaikan usulan Brand. Tak disangka, ternyata laporan Dr Mann adalah palsu, dia hanya ingin dikunjungi dan diselamatkan..

Dan di akhir cerita, terungkap bahwa planet Edmunds adalah planet yang seharusnya mereka pilih.

Tentu saja, sebuah film tak layak dijadikan argumen. Apalagi untuk mematahkan teori kekuatan logika untuk menakar masa depan.

Tapi di sini aku coba menunjukkan bahwa pun logika, tak sepenuhnya mutlak mampu menebak masa depan. Kata David Hume, masa depan ditakar hanya karena probabilitas nya yang lebih besar. Atau menurut pengamatan Heisenberg.. justru bagian terkecil alam, atom, justru bekerja secara acak.. chaos.

Lantas pertanyaan nya, kepada apa kita gantungkan masa depan? Logika ataukah perasaan..

Di tengah kebingungan hidup, sahabat ku mengingatkan dalam tulisannya.. Order within Chaos.

Bahwa menjalani ketidak-aturan hidup, sesungguhnya ia berada dalam keteraturan.. hidup adalah chaos dalam perspektif manusia. Tapi sesungguhnya ia adalah pasti di tangan Allah.

Saat kita begitu kehilangan arah, goncang dalam pijakan, sangat buram menatap kehidupan.. saat itulah iman kita diuji. Rendah kan ego, kesombongan, bahwa manusia tak berarti apa-apa. Gusti Allah berfirman,

الم. احسب الناس ان يتركوا ان يقولوا آمنا وهم لا يفتنون..

So, keep calm and trust Allah. Percayalah tak ada yang sia-sia, apapun nanti hasil akhir dari apa yang sudah kita putuskan.. jika semua yang kita lakukan itu adalah karena Allah semata.

Namun jangan lupa tuk berdoa, tundukkan hati, dan lirihkan suara mu dalam sujud..

Semoga Allah swt., memberi kita akhir yang baik dan indah. Sebagaimana Engkau ya Allah, ciptakan makhluk Mu indah dan sempurna.

ربنا آتنا من لدنك رحمة وهيء لنا من امرنا رشدا..

Wallahu a'lamu bishshowab.